Kamis, 26 Mei 2011

PUISI GURU

Bukan Lagi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Tapi Pahlawan Yang Berjasa
Karya : Venny Oktaviani Siregar 

Tiada kata yang lebih indah dari cinta
Tiada sikap yang lebih indah dari pengorbanan
Tiada jasa yang lebih indah dari seorang guru
                         
Cinta dan pengorbanan semua ada dalam dirinya
Dari cinta dan pengorbanannya
Lahirlah bunga bangsa 'tuk harumkan bangsa ini

Karena cinta dan pengorbanannya
Dia ajarkan apa yang tidak kita tahu
Dia berikan pengalaman hidupnya
Hingga jadi guru yang sangat berarti dalam hidup kita

Tak pernah kita sadari
Dari kata dan sikapnya yang indah
Kita menjadi orang yang berguna saat ini
Tapi...
Apa pernah kita memikirkan bahkan menghargainya ?

Dia memang bukan lagi pahlawan tanpa tanda jasa
Tapi guru...Pahlawan yang berjasa dalam hidup


Guru Terima Kasih
Karya : Yutirsa Ys.


Hari ini aku duduk di sebuah kelas tua
Dari dulu sama saja
Selalu ada dia yang berpendar - pendar membagi sinarnya
Yang menegakkanku saat mengenakan toga

Hari ini aku menggenggam tangannya yang hangat
Merasakan nadinya pelan - pelan berdenyut
Berdialog dengan tulang dan kulitnya yang mengerut
Ikut mengalirkan padaku semangatnya yang tak pernah surut

Hari ini aku memeluk tubuhnya yang ringkih
Dari dulu dia tetap pahlawan tanpa pamrih
Karena dialah guru terima kasih
Yang tak pernah mengeluh walau hanya kubayar dengan terima kasih


PERTEMUAN ILALANG DAN SETANGKAI GURU...
Karya : A. A Gede Ngurah Putra Adnyana

Seingat ilalang-ilalang pagar senja

Dia itu wanita berkacamata tua

Kutinggalkan di gerbong nostalgia putih abu terlama

Dia makin peluh, makin pandai bersilat kapur

Suanya berikut kata-kata tak pernah usang,

meledak di keheningan ruang berjiwa

Cukup dua puluh pasang mata bengal terbelalak...

Ketika subuh menyusut terik

Dia wanita beruban lima,

Sibuk memasang aritmatika,

Sibuk mendulang kajian bahasa dunia,

dan letih sidangkan kebengalan remaja putih abu

Namun, itu demi bunga-bunga bangsa

Dia tuangkan semua riwayat pengetahuan

Dia rangkaikan ocehan belati untuk memekarkan mentari-mentari kita

Dia wanita tua kurindukan

Ajari aku menata tangga-tangga kemuliaan

Kini tersenyum perih dipagar ilalang

Melirik dia di ruang nostalgia lawas dengan kedukaan teramat

" SELAMAT SIANG, BU!!!

Ada apa denganmu??

Baikkah engkau???

Ini muridmu, wahai Sang Merak Saraswati...."


Dia memaku kata-kataku dengan senyum seribu

Dan ku mengiris pilu memeluk nasib guruku

Begitu tulus wanita berkacamata tua

Tiada pedulikah dunia padanya???

Pejabat-pejabat itu tiada teramat padam seperti kupu-kupu hatiku


Terimakasih , engkau wanita

Guru jiwa untuk ilalang seperti batasku

GURU
Karya : Abdul Wahab

Sepintas wajah kusutmu
Membaluti relung pipi manismu
Kau tampak lelah....
Letih....
Tapi,kau samarkan semua itu
demi kewajibanmu mengajari seorang putera bangsa
Kelak akan bisa memajukan bangsa ini
Guru....
Setetes ILMU,
Secuil semangat dan nasehat..
Sangatlah berarti bagiku
untuk menggapai impianku
Karena,
Kaulah peri hidupku
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Penerang cahaya dalam kegelapan pikiranku..
Penghapus kebodohan dalam otak mungilku
Sekarang...
Kau jauh dariku ...
walau tidak akan pernah bertemu lagi,
Tapi...akan selalu dekat dihai
Andai waktu bisa kembali
Ingin rasa bertemu sekali lagi
Untuk ucapkan,
TERIMA KASIH
Oh....TUHAN....
Jangan hukum dia
Hukum aku yang selalu membuatnya terluka
Ampunilah segala dosanya
terimalah dia disisi Mu
Guru....
Doakan aku dialam sana
Agar aku bisa membalas jasamu,
Agar aku bisa meneruskan perjuanganmu
Selama ini.....
dan sampai saat ini pula,
hingga kau akan tersenyum
melihatku.


MENGENANG MASA TAMAN KANAK-KANAK
Karya : St. Fatimah 
1

terbahak

gempita permainan kanak dengan semarak canda

terbang menyusuri padang bunga, taman kupu-kupu, dan

kita menari diguyur gerimis di mula pagi

nyanyi-nyanyi membahana dalam keriangan juga keakraban

yang menggenapi saban riuh kenangan


merajut ingatan

dalam berlembar coretan kasar pensil-pensil warna

dalam cerita-cerita kecil yang menggelikan


2

sosok bidadari-bidadari berkerudung reronce kembang melati

merangkul penuh kelembutan

mimpikah ini

harumnya masih membuai di sela-sela rindu

jadi bunga-bunga tidur, indah lagi menyenangkan


seulas senyum paling rekah

mengantar hidup kita

berujung pada kebaikan yang abadi

berpundi-pundi citacita dan cinta

membuncah
 


HILANGNYA KETELADANAN
Karya : Priyo Pradono 

Sedih hati ini

Melihat kenyataan

Bangsa ini kehilangan teladan


        Anak muda bergerombol

        Jumawa hati merasa raja di raja

        Menganggap orang rendah hina dina

        Berbuat resah menghancurkan asa


Dan,

Kini muncul teladan-teladan baru

Seakan menimbulkan asa baru

Tapi ternyata hanyalah palsu...

Teladan-teladan itu sesat & menyesatkan !


        Kita butuh Guru bangsa

        Bukannya guru-guru bangsat !


Dan ironis,

Nasib para pendidik generasi harapan

Ada yang harus hidup mengais sampah

Ada yang harus mengayuh becak

Ada yang harus menaruh harga diri

Demi kelangsungan hidup...


        Ku pikir

        Lagu Oemar Bakri

        Hanyalah reka-an Bang Iwan

        Ternyata,

        Itu benar-benar nyata...


Kita harus menunduk heningkan cipta

Atau esok kita harus kibarkan

Sang Merah Putih setengah tiang

Pertanda matinya teladan-teladan berhati suci...


Guru
Karya : Heru Jepe 

Bersama dinding, ia mengeras, membekas

dalam paras, mengupas rias.


Bersama lantai, ia mencebur, terkubur

dalam umur, mengukur uzur.


Bersama dirimu, ia membeku dalam diriku.

Menyusun laju menuju Tuhanku. 



Surat Untuk Sang Guru
Karya : Suhendi Pusap 
            Guru, ada banyak cerita hari ini:
            tentang pagi yang menjelma serupa kehangatan,
            meleburkan setiap kebekuan di balik fajar.
            tentang senyum bunga-bunga yang mengusik kabut
           di kaki bukit,
            seperti senyummu di kelas dulu,
            membuatku percaya mentari akan tetap memberikan
            sisi terang kehidupan.
 
            Dan ketika hari beranjak siang,
            kusaksikan burung-burung beterbangan
            menyapu angkasa
            seakan mengabarkan kebebasan
            dan biru langit
 
            Namun Guru,
            sore tadi aku mendengar kabar hambar tentangmu:
            tentang atap sekolahmu yang bocor,
            tentang upahmu yang lemah,
            tentang sampah sumpah serapah di koran-koran,
            tentang negeri ini yang hampir tumpah,
            dikubur tanah.
 
            Guru, akan kukabarkan lagi jika ada tragedi di sini.
            di sini sepi, diam, tanpa ilmu.
 
            Salamku, muridmu.



Tentang Seorang Guru
Karya : Ika Cindriyani Yusita

Seindah pengorbanannya
Guru menjadi bunga yang selalu dipuja anak didiknya
Setulus kasih sayangnya
Guru menjadi selimut yang menghangatkan siswanya

Entah seindah apa?
Pengorbananku untuk membalas pengorbanannya
Entah setulus apa?
Kasih sayangku untuk membalas kasih sayangnya

Aku hanya sanggup memberikan terima kasih
Itupun tak sempat aku sampaikan
Melalui sang malaikat maut engkau pergi
Meninggalkan ilmu yang pernah kau beri

Hanya ilmu yang tersisa darimu
Tapi ilmu itu tak akan pernah menjadi sisa sepanjang waktu
Hanya rindu yang 'kan ada untukmu
Tapi rindu yang tak akan pernah pergi bersama waktu

Terima kasih guruku
Hanya lewat bait-bait puisi ini
Aku menyampaikan rasa yang tak sempat kuberi
Dan lewat baris-baris puisi ini
Aku memberikan semua yang bisa ku beri



Sosok Pejuang Sejati
Karya : Ovi Yulianti N 

Sepiku karena keheninganku dalam pikiranku yang berkabut semu
Sulit mengerti hanya ragu yang menjamu
Tanpa tahu dustaku jadi benarku
Tingkahku mengantarkanku pada arah berselimut debu

                Ketika aku menungu..
                Ia berpijak dengan segenggam cahaya
                Menerangiku..menyilaukan pikiranku
                Tanpa kaku lidahku berhenti membisu

Engkau datang menaburkan berjuta harapan
Menghujani gersangnya diri dengan ilmu sejati
Engkau datang menawarkan berjuta impian
Raya hati bagai usai tercabut duri
               
                Sosok pejuang sejati ialah guruku..
                Kesabarannya menghalau amarahnya
                Kilauan mutiara merajut dalam dirinya
                Bagai bintang menerangiku dalam setiap gelapku

Meski tanpa simbol nyata
Perjuanganmu tetap tiada tara
Selalu hidup dalam ingatan berjuta insan
Meski tanpa sayap..Engkau laksana malaikat
Menuntunku dalam langkah kebenaran
   
               Kadang egoku merengkuh keyakinanku yang menentang kebenaranmu
               Guruku..
               Kecewakah engkau akan aku..?
               Senyumnya hanya mengisyaratkan ketulusannya
               dalam membina bangsa menjadi generasi sejati
               Menerbangkan insan dalam indahnya masa depan

Guruku..
beribu kata terima kasih takkan sanggup untuk membayar ketulusanmu membimbingku
Tapi ilmu dan nasihatmu akan menjadi alunan nada simfoni terindah dalam perjalanan hidupku..


Teruntukmu Guru-Guruku
Karya : Ika Cindri 

Kau menyelamatkanku dari kebutaan akan aksara Menuntunku mulai mengenal apa yang di sebut kata Menemaniku merangkai tiap-tiap kata menjadi berita Kau meyentuhku lewat suara dan tutur sapa yang indah Membuatku merasa nyaman tuk terus mengerti akan aksara Yang nantinya kan menjadi bekalku mengenal ilmu-ilmu di dunia Kau menghiburku saat ku mulai lelah bermain dengan aksara Mengajakku 'tuk mengenal ilmu yang lainnya Ilmu yang tak mungkin kudapatkan dari semua buku yang ada Tak hanya ilmu tentang dunia kau beri padaku Dan tak hanya tentang etika kau membentengiku Tapi kau juga ajariku tentang macam-macam hidup Yang mungkin saja suatu hari akan ku kecap Laksana kokok sang ayam di pagi buta Kau membangunkanku dari dunia yang gelap akan cahaya Sehingga kini ilmu yang telah kukantongi darimu Menjadi pelita di dunia yang gulita Terima kasih...
Hanya itu yang bisa ku beri Sama seperti kau t'lah memberiku arti Semoga do'aku kan tetap terlantun untukmu Disepanjang usiaku.

Teruntukmu Guru-Guruku
Karya : Ika Cindri 

Kau menyelamatkanku dari kebutaan akkan aksara
Menuntunku mulai mengenal apa yang di sebut kata
Menemaniku merangkai tiap-tiap kata menjadi berita

Kau meyentuhku lewat suara dan tutur sapa yang indah
Membuatku merasa nyaman tuk terus mengerti akan aksara
Yang nantinya kan menjadi bekalku mengenal ilmu-ilmu di dunia

Kau menghiburku saat ku mulai lelah bermain dengan aksara
Mengajakku 'tuk mengenal ilmu yang lainnya
Ilmu yang tak mungkin kudapatkan dari semua buku yang ada

Tak hanya ilmu tentang dunia kau beri padaku
Dan tak hanya tentang etika kau membentengiku
Tapi kau juga ajariku tentang macam-macam hidup
Yang mungkin saja suatu hari akan ku kecap

Laksana kokok sang ayam di pagi buta
Kau membangunkanku dari dunia yang gelap akan cahaya
Sehingga kini ilmu yang telah kukantongi darimu
Menjadi pelita di dunia yang gulita

Terima kasih... Hanya itu yang bisa ku beri
Sama seperti kau t'lah memberiku arti
Semoga do'aku kan tetap terlantun untukmu
Disepanjang usiaku



Guru Tersayang
Karya : Dedi hariyanto 

senja bergulir malam.
mentari berganti rembulan,
dikau berkerja selarut senja,
kau tak peduli...
betapa lelah hatimu
tapi.....
kau tetap mengabdi

guruku sayang,
guruku tercinta,
kau buat aku tau akan dunia
kau juga buat aku mengerti
ya mengerti!
mengerti semua hal

walau kini
globalisasi melanda
kau tetap perjuangkan semua,
semua hal yang berguna

sayang...,
kini nasibmu luluh lantah
tak tentu hidup diri
tak sayang jiwa malang

guruku.....
aku tetap sayang
karena.....,
kau guru tercinta
FOREVER TEACHERS


Air mata perjuangan
Air mata telah jatuh membasahi bumi Cinta yang terdalam telah kauberi Semua cinta yang kau miliki telah kau relakan hanya demi Ranting telah menjadi pohon BUnga kini pun telah bersua Tapi apa mereka telah berubah? menuju ke daratan yang mana mereka? Cintamu yang bisa menjawab CIntamu yang bisa memberi Hanya engkau yang tahu segala CInta hanyalah cinta Pedih yang harus ditahan Takkan pernah ada balasan Semua hanya angin lalu Pergi dan datang sesuka hati Lalu terbang mengikuti mentari hingga bintang pun tertawa Dan datanglah sang pelangi yang membiaskan seluruh warna Tapi takkan pernah memberi arti Dalam hiduo dan cinta ini Semua terasa amat mencekat Dan takkan pernah kau tahu Apa yang pernah dia rasakan karena dirimu yang terjatuh Tapi ia pun merasakan hal sama Mereka tetap manusia biasa.



INIKAH NASIBKU SEBAGAI SEORANG GURU HONORER
Karya : RANGGA ADHIYASA 

Di antara senja di ujung sore yang lengang

Aku duduk termenung di sudut ruang

Hujan yang turun deras disertai angin kencang

Semakin membuat pikiranku tak tenang


Dalam keremangan cahaya di ruang guru yang sunyi

Aku teringat kembali akan memori yang menyakitkan hati

Tentang status resmi yang tak kunjung terealisasi

Di tambah lagi dengan gaji yang sangat tidak pasti


Waktu di segala musim dan cuaca telah berbicara

Tentang nasibku yang sangat tidak biasa

Aku yang selalu di nomor duakan oleh MEREKA

Tak sedikit pun merasakan nikmatnya dunia


Hari demi hari aku didik murid-muridku dengan ilmu

Waktu demi waktu aku beri mereka pengetahuan baru

Tapi tak sedikit pun petinggi-petinggi itu tahu

Bahwa aku pun layak menyandang status "GURU"


Dalam keterbatasan kehidupan yang aku jalani

Aku tetap tabah menapaki hari-hari

Diantara terjalnya suratan yang harus aku lalui

Aku tetap tegar meskipun batinku tersakiti


Tak bisakah mereka lihat tempat tinggalku yang layu?

Tak bisakah mereka lihat kehidupanku yang sayu?

Tak bisakah mereka lihat sehari-hariku yang sendu?

Dan tak bisakah hati mereka terketuk untuk membantu?


Inikah Nasibku Sebagai Seorang Guru Honorer?

Dimana keahlianku dibutuhkan untuk mengajar

Namun hasil yang ku dapat hanya cukup untuk tidur

Di sini aku hanya bisa diam dan tegar...

PERSEMBAHAN DARIKU UNTUK MURIDKU
Karya : RANGGA ADHIYASA 

Dalam kesunyian pagi di ujung jalan berkabut

Aku berjalan menyusuri lereng di antara bukit-bukit

Membawa setumpuk asa yang kini mulai bangkit

Dan cita-cita dengan penuh semangat


Sungai yang mengalir deras dari kaki-kaki gunung

Batu, kerikil dan jalan-jalan yang menikung

Serta tanah-tanah curam di antara dalamnya jurang

Tak kan mematikan api semangatku yang kian membendung


Tawa riang murid-murid telah menunggu di ruang waktuku

Berharap menanti kedatanganku dengan segudang ilmu

Api semangat yang selalu berkobar di mata mereka

Menggambarkan kesunguhan untuk mengejar cita-cita


Di antara kicauan burung yang bernyanyi di luar jendela

Aku mendamba asa dari setiap hati dan keinginan mereka

Impian dan cita-cita mereka harus ku bantu dan ku bina

Demi tercapainya harapan untuk masa depan mereka


Murid-muridku, gapailah segala cita-cita yang kalian inginkan

Wujudkan semua dengan tekad dan semangat yang kuat bagai intan

Agar masa depan kalian nanti bersinar bagaikan berlian

Dan suatu hari nanti akan ku kenang kesuksesan kalian


Murid-muridku, tiada yang ingin aku pinta dari kesuksesanmu

Bahkan banyak darimu yang lupa akan jasa-jasaku

Tapi aku sama sekali tak tersedu

Sebab inilah tugasku sebagai seorang guru...



Guruku Adalah... 
Karya : Duddy Fachrudin 

guruku adalah alam yang mengajariku kehidupan

guruku adalah malam penuh bintang

yang memberikan keindahan

guruku adalah kitab suci berisi aturan dan larangan

guruku adalah mereka yang membuatku tetap hidup

memegang kebenaran 



Airmata Guru
Karya : Duddy Fachrudin 
guruku, gurumu, guru kita

seakan tak pernah lelah

mengajari siswa-siswa


guruku, gurumu, guru kita

seakan tak pernah bosan

setiap hari, berbusa-busa


guruku, gurumu, guru kita

seakan ingin menunjukkan kepada dunia

bahwa kamu bisa!


kamu bisa wahai insan akademika!


teriak guruku, gurumu, guru kita

dan mereka tersenyum, menangis, berlinang air mata

melihat anak-anaknya menatap dunia dengan megah



Senyum Tangis Seorang Guru
Karya : Arifin 

Lihat disana,sang laksamana

Berjalan tegap penuh wibawa

Suara lantang,dipundak memikul bintang

Ada yang tersenyum menatap tajam kearahnya

Dengan mata berlinang,ia berkata "dia anakku"



Lalu lihat disana,seorang pemuda

Berbadan kurus,berjalan tertatih

Sebatang rokok disela bibir,dengan sebotol arak ditangan

Ada yang menangis menatap tajam kearahnya

Dengan bibir terbata,ia berkata "apa yang salah aku mendidikmu,anakku"


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes